VERSI INDONESIA :
“Idza ja-a nashrullahi wal fathu,
wara aytannas sayad khuluna fi dinillahi afwaja..”
(An-Nashr: 1-2)
(Ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan,
dan kamu akan melihat manusia masuk ke dalam agama Allah
dengan berbondong-bondong…”.
Sejumlah data yang dikomposisikan oleh Demented Vision (2007), dari sebuah observasi di Amerika Serikat tentang perkembangan jumlah pemeluk agama-agama dunia menarik untuk dicermati. Dari data observasi itu, terdapat angka-angka yang menunjukkan perbandingan pertumbuhan penganut Islam dan Kristen di dunia. Lembaga itu mencatat, pada tahun 1900, jumlah pemeluk Kristen adalah 26,9% dari total penduduk dunia, sementara pemeluk Islam hanya 12,4%. 80 tahun kemudian (1980), angka itu berubah. Penganut Kristen bertambah 3,1% menjadi 30%, dan Muslim bertambah 4,1% menjadi 16,5% dari seluruh penduduk bumi. Pada pergantian milenium kedua, yaitu 20 tahun kemudian (2000), jumlah itu berubah lagi tapi terjadi perbedaan yang menarik. Kristen menurun 0,1% menjadi 29,9% dan Muslim naik lagi menjadi 19,2%. Pada tahun 2025, angka itu diproyeksikan akan berubah menjadi: penduduk Kristen 25% (turun 4,9%) dan Muslim akan menjadi 30% (naik pesat 10,8%) mengejar jumlah penganut Kristen. Bila diambil rata-rata, Islam bertambah pemeluknya 2,9% pertahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% pertahun. 17 tahun lagi dari sekarang, bila pertumbuhan Islam itu konstan, dari angka kelahiran dan yang masuk Islam di berbagai negara, berarti prediksi itu benar, Islam akan menjadi agama nomor satu terbanyak pemeluknya di dunia, menggeser Kristen menjadi kedua. World Almanac and Book of Fact, #1 New York Times Bestseller, mencatat jumlah total umat Islam sedunia tahun 2004 adalah 1,2 milyar lebih (1.226.403.000), tahun 2007 sudah mencapai 1,5 milyar lebih (1.522.813.123 jiwa). Ini berarti, dalam 3 tahun, kaum Muslim mengalami penambahan jumlah sekitar 300 juta orang (sama dengan jumlah umat Islam yang ada di kawasan Asia Tenggara).
Fenomena di Amerika sendiri sangat menarik. Sangat tidak masuk di akal pemerintah George Bush dan tokoh-tokoh Amerika, masyarakat Amerika berbondong-bondong masuk Islam justru setelah peristiwa pemboman World Trade Center pada 11 September 2001 yang dikenal dengan 9/11 yang sangat memburukkan citra Islam itu. Pasca 9/11 adalah era pertumbuhan Islam paling cepat yang tidak pernah ada presedennya dalam sejarah Amerika. 8 juta orang Muslim yang kini ada di Amerika dan 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu. Pernyataan syahadat masuk Islam terus terjadi di kota-kota Amerika seperti New York, Los Angeles, California, Chicago, Dallas, Texas dan yang lainnya.
Atas fakta inilah, ditambah gelombang masuk Islam di luar Amerika, seperti di Eropa dan beberapa negara lain, beberapa tokoh Amerika menyatakan kesimpulannya. The Population Reference Bureau USA Today sendiri menyimpulkan: “Moslems are the world fastest growing group.” Hillary Rodham Cinton, istri mantan Presiden Clinton seperti dikutip oleh Los Angeles Times mengatakan, “Islam is the fastest growing religion in America.” Kemudian, Geraldine Baum mengungkapkan: “Islam is the fastest growing religion in the country” (Newsday Religion Writer, Newsday). “Islam is the fastest growing religion in the United States,” kata Ari L. Goldman seperti dikutip New York Times. Atas daya magnit Islam inilah, pada 19 April 2007, digelar sebuah konferensi di Middlebury College, Middlebury Vt. untuk mengantisipasi masa depan Islam di Amerika dengan tajuk “Is Islam a Trully American religion?” (Apakah Islam adalah Agama Amerika yang sebenarnya?) menampilkan Prof. Jane Smith yang banyak menulis buku-buku tentang Islam di Amerika. Konferensi itu sendiri merupakan seri kuliah tentang Immigrant and Religion in America. Dari konferensi itu, jelas tergambar bagaimana keterbukaan masyarakat Amerika menerima sebuah gelombang baru yang tak terelakkan yaitu Islam yang akan menjadi identitas dominan di negara super power itu.
Anomali 9/11
Peristiwa 9/11 menyimpan misteri yang tidak terduga. Pemboman itu dikutuk dunia, terlebih Amerika, sebagai biadab dan barbar buah tangan para “teroris Islam.” Setelah peristiwa itu, kaum Muslimin di Amerika terutama imigran asal Timur Tengah merasakan getahnya mengalami kondisi psiokologis yang sangat berat: dicurigai, diteror, diserang, dilecehkan dan diasosiasikan dengan teroris. Hal yang sama dialami oleh kaum Muslim di Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Pemerintah George Walker Bush segera mengetatkan aturan imigrasi dan mengawasi kaum imigran Muslim secara berlebihan. Siaran televisi Fox News Channel, dalam acara mingguan “In Focus” menggelar diskusi dengan mengundang enam orang nara sumber, bertemakan ”Stop All Muslim Immigration to Protect America and Economy.” Acara ini menggambarkan kekhawatiran Amerika tidak hanya dalam masalah terorisme tetapi juga ekonomi dimana pengaruh para pengusaha Arab dan Timur Tengah mulai dominan dan mengendalikan ekonomi Amerika.
Tapi, rupanya Islam berkembang dengan caranya sendiri. Islam mematahkan “logika akal sehat” manusia modern. Bagaimana mungkin sekelompok orang nekat berbuat biadab membunuh banyak orang tidak berdosa dengan mengatasnamakan agama, tetapi tidak lama setelah peristiwa itu, justru ribuan orang berbondong-bondong menyatakan diri masuk agama tersebut dan menemukan kedamaian didalamnya? 9/11 telah berfungsi menjadi ikon yang memproduksi arus sejarah yang tidak logis dan mengherankan. Selain 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa itu, ribuan yang lain dari negara-negara non Amerika (Eropa, Cina, Korea, Jepang dst) juga mengambil keputusan yang sama masuk Islam. Bagaimana arus ini bisa dijelaskan? Sejauh saya ketahui, jawabannya “tidak ada” dalam teori-teori gerakan sosial karena fenomena ini sebuah anomali. Maka, gejala ini hanya bisa dijelaskan oleh “teori tangan Tuhan.”
Tangan Tuhan dalam bentuk blessing in disguise adalah nyata dibalik peristiwa 9/11 dan ini diakui oleh masyarakat Islam Amerika. Karena peristiwa 9/11 yang sangat mengerikan itu dituduhkan kepada Islam, berbagai lapisan masyarakat Amerika justru kemudian terundang kuriositasnya untuk mengetahui Islam lebih jauh. Sebagian karena murni semata-mata ingin mengetahui saja, sebagian lagi mempelajari dengan sebuah pertanyaan dibenaknya: “bagaimana mungkin dalam zaman modern dan beradab ini agama “mengajarkan” teror, kekerasan dan suicide bombing dengan ratusan korban tidak berdosa?” Tapi keduanya berbasis pada hal yang sama: ignorance of Islam (ketidaktahuan sama sekali tentang Islam). Sebelumnya, sumber pengetahuan masyarakat Barat (Amerika dan Eropa) tentang Islam hanya satu yaitu media yang menggambarkan Islam tidak lain kecuali stereotip-stereotip buruk seperti teroris, uncivilized, kejam terhadap perempuan dan sejenisnya. Seperti disaksikan Eric, seorang Muslim pemain cricket warga Texas, setelah peristiwa 9/11, masyarakat Amerika menjadi ingin tahu Islam, mereka kemudian ramai-ramai membeli dan membaca Al-Qur’an setiap hari, membaca biografi Muhammad dan buku-buku Islam untuk mengetahui isinya. Hasilnya, dari membaca sumbernya langsung, mereka menjadi tahu ajaran Islam yang sesungguhnya. Ketimbang bertambahnya kebencian, yang terjadi malah sebaliknya. Menemukan keagungan serta keindahan ajaran agama yang satu ini. Keagungan ajaran Islam ini bertemu pada saatnya yang tepat dengan kegersangan, kegelisahan dan kekeringan spritual masyarakat Amerika yang sekuler selama ini. Karena itu, Islam justru menjadi jawaban bagi proses pencarian spiritual mereka selama ini. Islam menjadi melting point atas kebekuan spiritual yang selama ini dialami masyarakat Amerika. Inilah pemicu terjadinya Islamisasi Amerika yang mengherankan para pengamat sosial dan politik. Inilah tangan Tuhan dibalik peristiwa /9/11.
Motivasi Menjadi Muslim
Dari banyak wawancara yang dilakukan televisi Amerika, Eropa maupun Timur Tengah terhadap mereka yang masuk Islam atau video-video blog yang banyak menjelaskan motivasi para new converters ini masuk Islam, menggambarkan konfigurasi latar belakang yang beragam.
Pertama, karena kehidupan mereka yang sebelumnya sekuler, tidak terarah, tidak punya tujuan, hidup hanya money, music and fun. Pola hidup itu menciptakan kegersangan dan kegelisahan jiwa. Mereka merasakan kekacauan hidup, tidak seperti pada orang-orang Muslim yang mereka kenal. Dalam hingar bingar dunia modern dan fasilitas materi yang melimpah banyak dari mereka yang merasakan kehampaan dan ketidakbahagiaan. Ketika menemukan Islam dari membaca Al-Qur’an, dari buku atau kehidupan teman Muslimnya yang sehari-harinya taat beragama, dengan mudah saja mereka masuk Islam.
Kedua, merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan yang tidak pernah dirasakannya dalam agama sebelumnya yaitu Kristen. Dalam Islam mereka merasakan hubungan dengan Tuhan itu langsung dan dekat. Beberapa orang Kristen taat bahkan mereka sebagai church priest mengaku seperti itu ketika diwawancarai televisi. Allison dari North Caroline dan Barbara Cartabuka, seorang diantara 6,5 juta orang Amerika yang masuk Islam pasca 9/11, seperti diberitakan oleh Veronica De La Cruz dalam CNN Headline News, Allison mengaku “Islam is much more about peace.” Sedangkan Barbara tidak pernah merasakan kedamaian selama menganut Katolik Roma seperti kini dirasakannya setelah menjadi Muslim. Demikian juga yang dirasakan oleh Mr. Idris Taufik, mantan pendeta Katolik di London, ketika diwawancara televisi Al-Jazira. Mantan pendeta ini melihat dan merasakan ketenangan batin dalam Islam yang tidak pernah dirasakan sebelumnya ketika ia menjadi mendeta di London. Ia masuk Islam setelah melancong ke Mesir. Ia kaget melihat orang-orang Islam tidak seperti yang diberitakan di televisi-televisi Barat. Ia mengaku, sebelumnya hanya mengetahui Islam dari media. Ia sering meneteskan air mata ketika menyaksikan kaum Muslim shalat dan kini ia merasakan kebahagiaan setelah menjadi Muslim di London.
Ketiga, menemukan kebenaran yang dicarinya. Beberapa konverter mengakui konsep-konsep ajaran Islam lebih rasional atau lebih masuk akal seperti tentang keesaan Tuhan, kemurnian kitab suci, kebangkitan (resurrection) dan penghapusan dosa (salvation) ketimbang dalam Kristen. Banyak dari masyarakat Amerika memandang Kristen sebagai agama yang konservatif dalam doktrin-doktrinnya. Eric seorang pemain Cricket di Texas, kota kelahiran George Bush, berkesimpulan seperti itu dan memilih Islam. Sebagai pemain cricket Muslim, ia sering shalat di pinggir lapang. Di Kristen, katanya, sembahyang harus selalu ke Gereja. Seorang konverter lain memberikan kesaksiannya yang bangga menjadi Muslim. Ia menjelaskan telah berpuluh tahun menganut Katolik Roma dan Kristen Evangelik. Dia mengaku menemukan kelemahan-kelemahan doktrin Kristen setelah menyaksikan debat terbuka tentang “Is Jesus God?” (Apakah Yesus itu Tuhan?) antara Ahmad Deedat, seorang tokoh Islam dari Afrika Selatan dan seorang teolog Kristen. Argumen-argumen Dedaat dalam diskusi menurutnya jauh lebih jelas, kuat dan memuaskan ketimbang teolog Kristen itu. Menariknya, misi awalnya ia menonton debat agama itu justru untuk mengetahui Islam karena ia bertekad akan menyebarkan gospel ke masyarakat-masyarakat Muslim. Yang terjadi sebaliknya, ia malah menemukan keunggulan doktrin Islam dalam berbagai aspeknya dibandingkan Kristen. Angela Collin, seorang artis California yang terkenal karena filmnya Leguna Beach dan kini menjadi Director of Islamic School, ketika diwawancarai oleh televisi NBC News megapa ia masuk Islam, ia mengungkapkan: “I was seeking the truth and I’ve found it in Islam. Now I have this belief and I love this belief,” katanya bangga.
Keempat, banyak kaum perempuan Amerika Muslim berkesimpulan ternyata Islam sangat melindungi dan menghargai perempuan. Dengan kata lain, perempuan dalam Islam dimuliakan dan posisinya sangat dihormati. Walaupun mereka tidak setuju dengan poligami, mereka melihat posisi perempuan sangat dihormati dalam Islam daripada dalam peradaban Barat modern. Seorang convert perempuan Amerika bernama Tania, merasa hidupnya kacau dan tidak terarah jutsru dalam kebebasannya di Amerika. Ia bisa melakukan apa saja yang dia mau untuk kesenangan, tapi ia rasakan malah merugikan dan merendahkan perempuan. Setelah mempelajari Islam, awalnya merasa minder. Setelah tahu bagaimana Islam memperlakukan perempuan, ia malah berkata “women in Islam is so honored. This is a nice religion not for people like me!” katanya. Dia masuk Islam setelah mempelajarinya beberapa bulan dari teman Muslimnya.
Perkembangan Islam di dunia Barat sesungguhnya lebih prospektif karena mereka terbiasa berfikir terbuka. Dalam keluarga Amerika, pemilihan agama dilakukan secara bebas dan independen. Banyak orang tua mendukung anaknya menjadi Muslim selama itu adalah pilihan bebasnya dan independen. Mereka mudah saja masuk Islam ketika menemukan kebenaran disitu. Angela Collin menjadi Muslim dengan dukungan kedua orang tua. Ketika diwawancarai televisi NBC, orang tuanya justru merasa bangga karena Angela adalah seorang “independent person.” Nancy seorang remaja 15 tahun, masuk Islam setelah bergaul dekat temannya keluarga Pakistan dan keluarganya tidak mempermasalahkan walaupun telah lama hidup dalam tradisi Kristen.
Dampak Hubungan Islam – Barat
Perkembangan ini tentu akan berpengaruh signifikan terhadap hubungan Islam-Barat (Kristen) yang sudah mengalami ketegangan historis berabad-abad. Dengan pesatnya perkembangan umat Muslim di Amerika, Eropa dan negara-negara maju lainnya, akan berpengaruh signifikan terhadap beberapa hal. Pertama, masyarakat Barat akan lebih dekat dan lebih kenal dengan Islam melalui umat Islam yang ada di Barat sendiri. Mereka akan menjembatani kesalahafahaman yang selalu terjadi terhadap Islam dan kaum Muslimin. Ketidaksukaan masyarakat Barat terhadap Islam lebih karena the ignorance of Islam dan ini akan semakin berkurang. Umat Islam di Barat akan menjadi komunikator yang efektif dan duta-duta yang handal untuk menjelaskan dan memperlihatkan wajah Islam yang sesungguhnya di sana. Melalui mereka, nasib umat Islam diluar Barat akan disuarakan dan penderitaan demi penderitaan negara-negara Muslim akibat dominasi Barat yang kebijakannya sering yang tidak adil akan berkurang. Kedua, akibat dari ajaran Islam yang semakin tersosialisasi di Barat dan suara politik kaum Muslimin semakin kuat, jembatan untuk terciptanya saling pemahaman dan pengertian akan semakin kondusif dan menguat. Islam dan Barat mudah-mudahan akan masuk ke dalam sebuah equilibrium sejarah baru yang lebih adil, lebih fair dan lebih demokratis: “Ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu akan melihat manusia masuk ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong!”. Wallahu a’alam!!
VERSI INGGRIS :
"Ja-a nashrullahi Idza wal Fathu,
wara aytannas sayad khuluna dinillahi afwaja fi .. "
(An-Nasr: 1-2)
(When it comes Allah's help and victory,
and you will see a man enter into the religion of Allah
in droves ... ".
A number of data to be composed by Demented Vision (2007), from an observation in the United States about the development of number of followers of religions of the world's interesting to observe. From the observation data, there are figures that show the comparison of growth of Muslims and Christians in the world. Institute noted, in 1900, the number of Christians is 26.9% of the total world population, while Muslims only 12.4%. 80 years later (1980), that number had changed. Christian grew 3.1% to 30%, and Muslims increased 4.1% to 16.5% of the entire population of the earth. At the turn of the second millennium, which is 20 years later (2000), the number was changed again, but there are interesting differences. Christian declined 0.1% to 29.9% and Muslims rose again to 19.2%. In 2025, the figure is projected to be changed to: Christian population of 25% (down 4.9%) and Muslims will be 30% (rose rapidly by 10.8%) pursuit of a Christian. When taken on average, Islamic adherents increased 2.9% per year. This growth is faster than the growth of world population own only 2.3% per year. 17 years from now, when Islam was a constant growth, from birth and who converted to Islam in various countries, means that the prediction was correct, Islam would become the number one most adherents of religion in the world, Christianity became the second shift. World Almanac and Book of Fact, # 1 New York Times Bestseller, noting the total number of Muslims worldwide in 2004 was 1.2 billion more (1226403000), the 2007 has reached over 1.5 billion (1,522,813,123 people). This means, in 3 years, Muslims have additional amount of around 300 million people (equal to the number of Muslims in Southeast Asia).
Phenomenon in the United States itself is very interesting. Very irrational government George Bush and American leaders, Americans flocked to Islam just after the bombing the World Trade Center on 11 September 2001, known as 9 / 11 very demonizing Islam's image. Post 9 / 11 was an era of most rapid growth of Islam that never existed unprecedented in American history. 8 million Muslims now in America and 20,000 Americans convert to Islam every year after the bombing. Creed statement to Islam continued to occur in American cities like New York, Los Angeles, California, Chicago, Dallas, Texas and others.
Upon this fact, plus the influx of Islam outside of America, as in Europe and some other countries, several prominent American expressed his conclusions. The Population Reference Bureau own USA Today concludes: "Moslems are the world fastest growing group." Cinton Rodham Clinton, wife of former President Clinton was quoted as saying by the Los Angeles Times says, "Islam is the fastest growing religion in America." Then, Geraldine Baum revealed: "Islam is the fastest growing religion in the country" (Newsday Religion Writer, Newsday). "Islam is the fastest growing religion in the United States," said Ari L. Goldman told the New York Times. This magnetic power over Islam, on 19 April 2007, held a conference at Middlebury College, Middlebury Vt. to anticipate the future of Islam in America with the headline "Is Islam a religion of the American Trully?" (Islam is a Religion Is America the truth?) featuring Prof. Jane Smith, who wrote many books on Islam in America. The conference itself is a series of lectures on Immigrant and Religion in America. From that conference, clearly illustrated how the openness of American society accept a new wave of inevitable that Islam will become the dominant identity in the country's super power.
Anomaly 9 / 11
Events of 9 / 11 mystery unexpected. The bombing was condemned the world, especially America, as savage and barbaric fruit hands of the "Islamic terrorists." After the event, the Muslims in America, especially immigrants from the Middle East feel the sap has a very severe condition psiokologis: suspicion, terrorized, assaulted, harassed and associated with terrorists. The same is experienced by Muslims in Britain, France, Germany and other European countries. George Walker Bush government immediately tighten immigration rules and supervise Muslim immigrants to excess. Fox News Channel television broadcast, the weekly show "In Focus" held a discussion with invited six speakers, themed "Stop All Muslim Immigration to Protect America and Economy." This event illustrates American concerns not only in terrorism but also economic issues which influence Arab businessmen and the Middle East began to dominant and control the American economy.
But, apparently Islam developed its own way. Islam broke the "common sense logic" of modern humans. How could a group of desperate men do savage killing many innocent people with the name of religion, but not long after the event, precisely thousands of people flocked to declare himself into the religion and find peace in it? 9 / 11 has become an icon function that produces the flow of history that is not logical and surprising. In addition to 20,000 Americans convert to Islam every year after that event, thousands of others from non-American countries (Europe, China, Korea, Japan etc.) also take the same decision to convert to Islam. How this flow could be explained? As far as I'm concerned, the answer is "no" in the theories of social movements since the phenomenon is an anomaly. Thus, this phenomenon can only be explained by the "theory of God's hands."
The hand of God in the form of a blessing in disguise is the real behind the events of 9 / 11 and was recognized by the American Muslim community. Since the events of 9 / 11 a very horrible blamed on Islam, the various layers of American society precisely then invitees kuriositasnya to learn Islam more. Partly because of pure merely want to know it, some learn with a question dibenaknya: "how is it possible in modern times and civilized religions" teach "the terror, violence and suicide bombing with hundreds of innocent victims?" But both are based on the same: Ignorance of Islam (ignorance about Islam at all). Earlier, a source of knowledge of Western societies (America and Europe) about Islam is only one of the media portrayed Islam is nothing but bad stereotypes such as the terrorist, uncivilized, cruel to women and the like. As witnessed by Eric, a Muslim cricket player Texan, after the events of 9 / 11, Americans became curious about Islam, they were then busy to buy and read the Qur'an every day, reading the biographies of Muhammad and Islamic books to learn contents. The result, from reading the source, they become aware of the true teachings of Islam. Rather than increasing hatred, the opposite happened. Finding the grandeur and beauty of religious teachings on this one. Greatness of Islamic teachings, which meets at the right time of the dryness, anxiety and spiritual dryness that secular American society over the years. Therefore, Islam became the answer to their spiritual search process so far. Islam became a melting point of ice that had experienced spiritual American society. This is the trigger of the Islamization of America's surprising social and political observers. This is the hand of God behind the events / 9 / 11.
Motivation Being Muslim
Of the many interviews conducted by American television, Europe and the Middle East against those who convert to Islam or videos blogs are a lot of explaining the motivation of these new converters to Islam, describes the configuration of diverse backgrounds.
First, because of their previous lives secular, not directed, have no purpose, life is only money, music and fun. The pattern of life it creates dryness and mental anxiety. They feel the chaos of life, unlike the Muslims who they know. In the frenetic world of modern facilities and abundant material that many of those who feel the emptiness and unhappiness. When discovered Islam from reading the Qur'an, from a book or a Muslim friend who lives his daily religious, easily they convert to Islam.
Second, to feel calmness, peace and happiness that never before felt in the Christian religion. In Islam they feel a connection with God is directly and closely. Some devout Christians even claim them as a church priest like that when interviewed by television. Allison from North Caroline and Barbara Cartabuka, one among the 6.5 million Americans who converted to Islam after 9 / 11, as reported by Veronica De La Cruz in the CNN Headline News, Allison's claim "Islam is much more about peace." While Barbara did not never felt such peace as long embrace Roman Catholicism as she felt after becoming a Muslim today. Likewise felt by Mr. Idris Tawfiq, a former Catholic priest in London, when interviewed Al-Jazeera television. Former pastor is to see and feel the inner peace in Islam which had never felt before when he became mendeta in London. He converted to Islam after a trip to Egypt. He was surprised to see Muslims not as reported on television-television Western. He admitted, previously only know Islam from the media. He often moved to tears when I saw the Muslims praying, and now he felt the joy after becoming a Muslim in London.
Third, find the truth he sought. Some converters recognize the concepts of Islam is more rational or more nonsense about the oneness of God, purity of scripture, the resurrection (resurrection) and the remission of sins (salvation) than in Christianity. Many of the American people see Christianity as a religion is conservative in its doctrines. Eric a Cricket player at Texas, the hometown of George Bush, the conclusion like that and choose Islam. As a Muslim cricket player, he often prayed at the edge of the field. In Christianity, he says, prayer should always be to the Church. One other converters provide testimony that is proud to be Muslim. He explained decades has embraced the Roman Catholic and Christian Evangelik. He claimed to find the weaknesses of the Christian doctrine after seeing an open debate about "Is Jesus God?" (Is Jesus God?) Between Ahmed Deedat, a Muslim leader from South African and a Christian theologian. Dedaat arguments in the discussion he said looks far more vivid, intense and satisfying than the Christian theologians. Interestingly, the mission was initially watching the debate that just to know the religion of Islam because he was determined to spread the gospel to Muslim societies. What happened instead, he finds excellence in various aspects of Islamic doctrine than Christians. Angela Collins, a California artist known for his film Leguna Beach and is now the Director of Islamic School, when interviewed by NBC News megapa he converted to Islam, he revealed: "I was seeking the truth and I've found it in Islam. Now I have this belief and I love this belief, "he said proudly.
Fourth, many American Muslim women Islam finds it very protecting and respecting women. In other words, women in Islam is glorified and highly respected position. Although they do not agree with polygamy, they see the position of women is highly respected in Islam than in modern Western civilization. An American female convert named Tania, feels his life chaotic and unfocused jutsru in freedom in America. He can do whatever he wants to be funny, but he felt even harmful and degrading to women. After studying Islam, beginning to feel insecure. After knowing how Islam treats women, he instead said "women in Islam is so Honored. This is a nice religion not for people like me! "He said. He converted to Islam after studying a few months of his Muslim friends.
Development of Islam in the Western world is more real because they are accustomed to thinking prospective open. In the American family, religion elections conducted freely and independently. Many parents support their children to be Muslim as long as it is a free and independent choice. They are easy to convert to Islam to find the truth there. Angela Collin became Muslim with the support of both parents. When interviewed by NBC television, parents should feel proud because Angela is an "independent person." Nancy a teenager 15 years, converted to Islam after hanging out near his family and his family are not concerned about Pakistan though have lived in the Christian tradition.
Impact Islamic Relations - West
This development would have significant impact on West-Islam ties (the Christian) who have suffered centuries of historical tension. With the rapid development of Muslims in America, Europe and other developed countries, will have a significant effect on some things. First, the West will be closer and more familiar with Islam through the Muslims in the West itself. They will bridge kesalahafahaman always happens against Islam and Muslims. Hostility towards Islam is more Western societies because of the Ignorance of Islam and this will be minor. Muslims in the West will become effective communicators and ambassadors that are reliable to explain and show the true face of Islam there. Through them, the fate of Muslims outside the West will be voiced and suffering for the suffering of Muslim countries whose policies are due to Western domination often unjust will be reduced. Second, as a result of the teachings of Islam is increasingly socialized in the West and the political voice of the Muslims grew stronger, creating a bridge for mutual understanding and understanding will be more conducive and strengthened. Islam and the West will hopefully enter into a new historical equilibrium is more just, more fair and more democratic: "When it comes Allah's help and victory, and you'll see people enter into God's religion in droves". Wallahu a'alam!
0 komentar:
Posting Komentar